Pages

Minggu, 30 September 2012

Jenis dan Ragam Drama

Suatu karya sastra berupa drama dapat disajikan berdasarkan kesenangan (pleasure), kemudahan dalam memahami (intelligibility), tema cerita di luar pengetahuan dan pengalaman (novelty) dan berdasar cerita yang sudah dikenal (familiarity). Adapun jenis-jenis drama yang ada di Indonesia menurut Albert [ et al ], 1961 c: 58-59) adalah sebagai berikut:
1 .Tragedi :    Drama yang sering kali maut menjemput tokoh utama dan berakhir menyedihkan. Contoh: Aduh, karya Putu Wijaya.
2. Komedi :   Drama yang berakhir dengan suka cita komedi ada nilai sastra lebih ceria dari lawak, lebih lucu dan hanya menampilkan lucu tidaknya sebuah drama contoh: Kabayan.
3. Tragedi :   Drama yang menggabungkan atau memadukan komedi dua Komedi perasaan atau lebih.
4. Melodrama : Drama yang lebih menonjolkan perasaan, tidak banyak dialog menonjolkan perasaan yang sedih dengan alunan musik.
5. Farce :  Drama yang lebih menonjolkan gerak-gerik karikatural. Seperti juga halnya melodrama erat berhubungan dengan, maka farce erat berhubungan dengan komedi. Kerapkali juga lakon ini ternyata menyenangkan serta menggembirakan karena kejenakaannya dan baris-barisnya yang cemerlang. (Albert (et al), 1961c : 58-59).
6. Satyr :       Yaitu bentuk drama berupa komedi ringan dan pendek bersifat humor atau parody Cyclop (349-291 SM:45)
Ragam atau bentuk drama sudah berkembang menurut Sumardjo (1986:1-3) dan Ika Mustika. Mpd (2004:2) diantaranya sebagai berikut:
1.      Opera :      Drama yang ditampilkan dalam bentuk cerita panjang dan nyayian.
2.      Operat :       Drama yang ditampilkan dalam bentuk cerita pendek.
3.      Pantomim : Drama yang ditampilkan dalam bentuk cerita pendek.
4.      Tablo : Drama yang tokoh-tokohnya tidak bergerak hanya diam menghayati narrator
5.      Dagelan : Drama yang lebih menampilkan lawakan membuat orang tertawa
6.      Sendratari : Drama yang lebih menampilkan tartan
7.      Drama : Drama yang dialognya bersajak puitis bersajak
8.      Drama : Drama yang lakonya dari kehidupan masyarakat tradisianal setempat
9.      Drama : Drama yang kajiannya lebih luas dan maju Modern
Drama : Drama yang menceritakan peristiwa yang sudah Sejarah terjadi

Manfaat dan Pengembangan Audiolingual Drama


Kepekaan rasa seni yang tinggi dimiliki siswa akan menjadikan anak didih atau siswa tersebut mampu memberikan penilaian baik. Efendi (1982:10) Ada tiga ha! yang perlu diperhatikan, pemahaman, dan sikap menghargai terhadap sastra, yaitu:
1.  Dengan program ini diharapkan dapat memberikan keterampilan berbahasa dan berbicara.
2.   Dengan program ini, penyajian pola-pola kalimat yang dianggap sukar dalam dialog atau bacaan, dilatih dengan teknik drill.
3.  Dengan program ini anak didik hendaknya memiliki kesenangan dari mempelajari sastra.
Keterkaitan apresiasi dan ekspresi menjadikan audiolingual drama memberi manfaat kepada siswa berupa penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran sastra. Bagaimanapun ekspresi menjadikan memberikan peluang kepada anak didik untuk mengalami sendiri nasi! pengalaman apresiasinya sehingga makin mantap mengembangkan cipta, rasa, dan watak kepribadiannya.
Audiolingual drama akan mengalami perkembangan berarti setelah mencapai keberhasilan pada anak didik dalam pengalaman sastra, serta peningkatan pengetahuan budaya. Perkembangan audiolingual drama dapat ditunjang melalui penataan kajian drama.


Metode Audiolingual Drama

Metode audiolingual disebut juga metode aural-oral approach atau audiolingual method pertama kali muncul dan berkembang dl Amerika Serikat atas anjuran Cdeman (Sunsrti. S.Pd 1998:171).
Audiolingual method ini menekankan pemahaman teks-teks dalam pembelajaran berbahasa untuk pembelajaran di kelas. Metode audiolingual yang berarti pendengaran dan pembicaraan. Dengan menggunakan metode audiolingual pembelajaran menulis naskah drama ini diharapkan siswa dapat berekspresi dalam mengeluarkan topik berbahasa dan menuliskan kosa kata secara benar, karena pada metode ini merupakan hai terpenting dalam menghapalkan. apa yang mereka tulis.
Pembelajaran dengan menggunakan metode audiolingual ini siswa dapat belajar secara cooperative learning (belajar berkelompok) mencari pasangan dan berpikir secara berpasangan. Dengan metode ini dapat memudahkan siswa maupun guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Belajar secara bekerjasama dengan adanya partisipasi dan interaksi di kelas dapat menciptakan suasana hidup dalam proses pembelajaran, Sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang diberikan guru di kelas. Pada pembelajaran menulis naskah drama siswa dapat lebih terdorong dan termotivasi untuk mengeluarkan hasil karyanya secara berkelompok.
Metode audiolingual ini berdasarkan structural dan bahasa kedua diajarkan dengan mencurahkan lafal kata dengan latihan berkali-kali atau secara drift intensif. Driil adalah teknik pengajaran untuk menyuruh siswa mengulang dan mengucapkan suatu pola kalimat dengan baik tanpa ada kesalahan. Menurut asumsi behaviorisme, perilaku seseorang dapat terjadi karena kebiasaan yang berulang-ulang (habit formation). Jadi dalam menulis drama ini siswa selain dapat menulis pelafalan kata secara baik dan benar sekaligus dapat menghafal apa yang. mereka tulis khususnya menulis naskah sebuah drama atau cerita.
Dalam reinforcement kepada siswa sebaiknya diberikan penguatan yang positif berupa reward atau hadiah dan pujian. Sedangkan dalam penguatan negative diberikan hukuman. Menurut ahli psikologi bernama B.F Skiner menyatakan bahwa perilaku berbahasa manusia dibentuk oleh penguatan lazim adapun penguatannya sebagai berikut : rangsangan-jawaban-penguatan (stimulus-respon-reinforcement).

FREE DOWNLOAD

  • Media Audio Visual
  • Tujuan, Manfaat dan Langkah-langkah Pembelajaran Q...
  • Konsep Dasar Quantum Reading
  • Evaluasi Pembelajaran Membaca dengan Penerapan Qua...
  • Media Pembelajaran Quantum Reading
  • Jenis dan Ragam Drama
  • Manfaat dan Pengembangan Audiolingual Drama
  • Metode Audiolingual Drama
  • Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
  • Metode Cooperative Sript
  • Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery
  • Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery
  • Metode Discovery
  • KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE JIGSAW
  • LANGKAH-LANGKAH METODE JIGSAW
  • Lima Unsur Pembelajaran Cooperative Learning
  • METODE JIGSAW
  • Metode Quantum Writing
  • Langkah-langkah dan Kelebihan serta Kekurangan Met...
  • Metode Resitasi
  • MODEL PEMBELAJARAN
  • Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Group Invest...
  • LANGKAH-IANGKAH GROUP INVESTIGATION
  • PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
  • Quantum Teaching
  • Langkah Pembelajaran K-W-L
  • Tujuan dan Prosedur K-W-L (KNOW, WANT, LEARN)
  • Strategi K-W-L (KNOW, WANT, LEARN)
  • PENERAPAN TEKNIK ALFA PADA KOMPETENSI DASAR MENULI...
  • KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEKNIK ALFA
  • LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN TEKNIK ALFA
  • TEKNIK ALFA
  • PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW
  • TEKNIK DAN TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
  • PEMBELAJARAN KOOPERATIF
  • LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN TEKNIK DISCUSSION START...
  • KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TEKNIK DISCUSSION STARTER...
  • TEKNIK DISCUSSION STARTER STORY
  • Kekuatan dan Kelemahan Teknik SQ3R
  • Teknik Membaca SQ3R
  • LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN TEKNIK LNKUIRI
  • JENIS DAN TUJUAN PENGGUNAAN TEKNIK INKUIRI
  • TEKNIK PENGAJARAN INKUIRI
  • Teknik Tell Me What You See
  • Skripsi Bahasa Indonesia
  • Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terbaru
  • Free Download Skripsi Bahasa Indonesia
  • Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia
  •